Gunung Sindoro

NAMA GUNUNGAPI :
G. SUNDORO, JAWA TENGAH

NAMA LAIN :
Sindoro, Sendoro

NAMA KAWAH :
Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1), Kawah Selatan (K2), Sumur Ledakan (K3, K4 dan K5).
Kawah dan Kerucut parasit : Sumur Sembilan Ledakan, G. Kembang, G. Arum, G. Kekep dan G. Watu.

LOKASI :
Geografi : 7° 18' 00" LS dan 109° 59' 30"BT .
Administratif : Kab. Temanggung (sebelah barat) Kab. Wonosobo (sebelah timur) Jawa Tengah.

KETINGGIAN :
 3150.7 m. dpl (di atas permukaan laut)

TIPE GUNUNGAPI : Strato
Kota Terdekat : Temanggung, Jawa Tengah

POS PENGAMATAN :
Desa Gentingsari, Kec. Parakan, Kab. Temanggung, Jawa Tengah.
Koordinat Geografi: 07°17,08' LS dan 110°03,8' BT.
Ketinggian 950 m dpl.



PENDAHULUAN
Gunungapi ini mudah dicapai dari segala jurusan, dari sebelah timur melalui Parakan, dari sebelah barat melalui Garung, dari arah utara melalui Tambi, sedangkan dari arah barat daya melalui Kretek, dan dari arah tenggara melalui Kledung. Jalan yang sangat baik yang ditempuh oleh Hadian (1970) adalah Wonosobo (775 m) terus ke Kawahj Sigedang di kaki timurlaut gunungapi Sundoro. Di sini para pendaki menginap. Wikartadipura (1970) menulis, bahwa setelah lk 1 jam perjalanan dicapai garis ketinggian lk 2000 m, baru masuk hutan akasia dan semak belukar. Dari ketinggian lk 2210 m tampak pemandangan yang indah ke arah Pegunungan Dieng, diantaranya G. Bisma, G. Sroja, G. Tlerep, dan G. Butak. Pada ketinggian ini terdapat tumbuhan sono dan tengseh. Perjalanan hingga puncak, triangulasi T 430 (3135,5 m) memakan waktu 4-5 jam. Apabila kita mengambil jalur dari tenggara, melalui Kledung (1390 m), ditempuh lk 6 jam dan dari utara melalui perkebunan Tambi, ditempuh lk 7 jam.

Demografi
Daerah sekitar G Sundoro memiliki tingkat hunian yang cukup padat, data tahun 1993 memperlihatkan bahwa penduduk yang bermukim di daerah Kawasan Rawan Bencana I dan II jumlahnya mencapai 49.919 jiwa

SEJARAH LETUSAN
1806 : letusan di puncak gunung masih disangsikan kebenarannya.
1818 : terjadi letusan abu, yang menyebar hingga di pantai Pekalongan, bulannya tidak diketahui (junghuhn, 1850, p.293).
1882 : terjadi ketusan abu di G. Kembang. Abunya jatuh hingga di Kebumen. Antara 1-7 April mungkin terjadi leleran lava di lereng barat laut. (Natuurk. Tijdschr. Nederl. Ind., 1884, v.43, p. 144-145).
1883 : Agustus? (Natuurk. Tijdschr. Nederl. Ind., 1886, v.45, p.45 dan 1905, v.64, p.96-98)
1887 : suara ledakan pada 13-14 November (Natuurk. Tijdschr. Nederl. Ind., 1889, v. 48, p.201).
1902 : 1-25 Mei, kegiatannya terbatas pada bualan lumpur dan lontaran batu yang jatuh kembali di lubang letusan.(Jacobson,1909, Koninkl, Nederl, Aardrijksk, Genoot, Tijdschr, seri2, 1909, p.447)
1903 : 16-21 Oktober, letusan di rekahan kali Prupuk di atas Kembang di antara ketinggian 2850-2980 m. Hujan abu sampai di Kejajar dan Garung (van Bosse, 1913).
1906 : 22 September - 20 Desember, letusan di rekahan S1 dan terbentuknya K5 di selatan dataran pasir Z1. Pada 25 Sept. hujan abu di Kledung (Natuurk. Tijdschr. Nederl. Ind., 1908, v.67, p.58).
1908 : 10 Pebruari, terdengar suara gemuruh. (Natuurk. Tijdschr. Nedetl. Ind., 1910, v.69, p.107).
1910 : Januari, di Temanggung kadang-kadang terdengar suara gemuruh (Natuurk. Tijdschr. Nederl. Ind., 1908, v.67, p.58).
1970 : Setelah istirahat selama lk 60 tahun terdapat lagi kenaikan kegiatan tanpa menghasilkan suatu letusan. Adapun urutannya adalah sebagai berikut :
21 Oktober, pukul 05.30 dan pada 28 Okt. pukul 06.30 terasa bumi bergetar di Kampung Sigedang di lereng barat laut, lk 4,5 km jauhnya dari puncak. Mulai tgl. 29 tampak asap tipis mengepul dari bekas lubang letusan lama.
1 Nopember pukul 06.00 tampak asap putih tipis lurus mengepul ke atas.
2 Nopember pukul 06.00 tampak asapnya tebal. Antara pk. 09.00 hingga 14.00 terdengar blazer.
Di malam hari tampak asap berwarna merah di atas G. Sundoro. Kemudian di siang hari asap putihnya menipis kembali.
Hamidi dan Hadian (Juni 1973), telah melakukan pendakian puncak, demikian pula Reksowirogo, tetapi tidak tampak bekas letusan tersebut.


Karakter Letusan

Dari sejarah dan endapan hasil letusannya, diperkirakan letusan tipe strombolian mendominasi karakter letusan Gunungapi Sundoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar